Download CuanzDigunakan 200rb+ investor
4.5

KLBF

  • Tentang
  • Berita
  • Post

Tentang

PT Kalbe Farma Tbk (the Company) was established in the Republic of Indonesia, within the framework of the Domestic Capital Investment Law No. 6 Year 1968, as amended by Law No. 12 Year 1970, basedon Notarial Deed No. 3 of Raden Imam Soesetyo Prawirokoesoemo datedon September 10th, 1966. The Company, which started commercial operation in 1966.

Data Finansial

Post

2 jam yang lalu

KLBF - PYFA

"Adu Sehat Emiten Farmasi Paruh Pertama 2025"

Minggu, 10 Agustus 2025 | 15.51 WIB
Reporter: I Putu Gede Rama Paramahamsa | Editor: Asteria Desi Kartika Sari

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten-emiten farmasi Tanah Air mencatatkan kinerja yang beragam sepanjang paruh pertama 2025. Sejumlah emiten farmasi masih berupaya keluar dari jerat kerugian, sementara lainnya telah melesat dengan catatan laba bersih.

PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF), misalnya, mampu membukukan kinerja top line maupun bottom line yang positif. Penjualan KLBF tumbuh 4,59% year- on-year dari Rp16,32 triliun menjadi Rp17,07 triliun pada periode paruh pertama 2025.

Penjualan Kalbe yang meningkat pada paruh pertama 2025 sejalan dengan kinerja segmen penjualan perseroan yang bertumbuh hampir di seluruh segmen. Pada segmen obat resep misalnya, Kalbe membukukan penjualan sebesar Rp4,94 miliar pada paruh pertama 2025, naik 9,40% YoY dari Rp4,51 triliun pada periode yang sama 2024.

Selain itu, segmen produk kesehatan juga bertumbuh, dengan mencatatkan penjualan senilai Rp2,44 triliun, segmen distribusi dan logistik bertumbuh dengan penjualan Rp5,68 triliun pada periode Januari–Juni 2025.

Hanya segmen nutrisi yang mencatatkan penyusutan kinerja, dengan susut 3,26% YoY menjadi Rp4,00 triliun pada periode paruh pertama 2025, dari Rp4,13 triliun pada periode Januari–Juni 2024.

Dengan begitu, Kalbe mampu membukukan laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih senilai Rp1,97 triliun pada paruh pertama 2025. Angka itu naik 9,40% YoY dari Rp1,80 triliun pada periode yang sama 2024.

Presiden Direktur Kalbe Farma Irawati Setiady berujar di tengah gejolak eksternal, kinerja KLBF pada semester I/2025 cukup positif, dengan pertumbuhan volume permintaan yang dibarengi dengan perbaikan margin.

“Berbagai inisiatif strategis seperti ekosistem onkologi, pengembangan obat biologis dan alat kesehatan berjalan sesuai rencana dan kami melanjutkan rejuvenasi brand pada kategori produk konsumer,” ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Senin (4/8/2025).

Walaupun menghadapi ketidakpastian dari kondisi finansial dan geopolitik global, Irawati mengatakan Kalbe percaya bahwa perseroan mampu terus tumbuh dan memanfaatkan peluang dalam industri kesehatan Indonesia untuk memperkuat kemandirian kesehatan Indonesia.

Sebaliknya, PT Pyridam Farma Tbk. (PYFA) justru membukukan kerugian yang semakin melebar. Padahal, dari sisi top line, PYFA justru membukukan penjualan yang melesat hingga 240,12% YoY dari Rp407,32 miliar menjadi Rp1,38 triliun pada periode yang sama 2025.

Sejalan dengan meningkatnya penjualan PYFA, perseroan turut membukukan beban pokok pendapatan sebesar Rp1,09 triliun pada paruh pertama 2025. Angka itu mencerminkan 78,73% dari total penjualan yang mampu dibukukan oleh perseroan pada 2025.

Alhasil, PYFA hanya mampu membukukan laba bruto sebesar Rp294,62 miliar pada periode paruh pertama 2025.

Meskipun mencatatkan laba bruto yang positif, lonjakan beban umum dan administrasi menjadi Rp227,22 miliar pada periode ini membuat PYFA tertekan. Belum lagi, beban keuangan perseroan tercatat membengkak, menjadi Rp151,72 miliar pada periode Januari–Juni 2025.

Alhasil, PYFA merugi sebesar Rp213,20 miliar pada periode yang berakhir Juni 2025. Kerugian ini justru meningkat 132,69% YoY dari rugi tahun berjalan pada periode Juni 2024 sebesar Rp91,62 miliar.

•••••••••••••
https://market.bisnis.com/read/20250810/192/1900936/adu-sehat-emiten-farmasi-paruh-pertama-2025

undefined likes ∙ undefined comments

3 hari yang lalu

EMITEN KONSUMER

"Adu Kuat Kinerja Emiten Konsumer pada Semester I-2025, Simak Rekomendasi Sahamnya

Jumat, 8 Agustus 2025 | 05.20 WIB
Reporter: Rashif Usman | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten sektor konsumer telah merilis hasil kinerjanya semester I-2025.

Hasilnya cukup bervariasi, di mana PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dan PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY) mampu meraup laba bersih yang positif.

Sementara, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Mayora Indah Tbk (MYOR), PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ) dan PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) mencatatkan laba yang terkoreksi.

Equity Research Analyst OCBC Sekuritas, Jessica Leonardy menyoroti beberapa emiten di sektor consumer mampu mencatatkan kinerja di semester I-2025 yang cukup baik.

Misalnya INDF mencatatkan kinerja yang baik di paruh pertama tahun 2025, sesuai dengan ekspektasi konsensus. Penjualan INDF didorong oleh segmen agribusiness, yang mencatatkan kenaikan 33,4% YoY, didukung oleh kenaikan produksi Crude Palm Oil (CPO) sebesar 7% YoY dan kenaikan harga CPO sekitar 19%.

Kemudian dari sisi bottom line, penguatan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada kuartal II-2025 juga menyebabkan penurunan rugi selisih kurs sebesar 57,3%, yang menyebabkan kenaikan laba bersih sebesar 51,5% YoY pada periode enam bulan pertama tahun 2025.

Selain INDF, Jessica juga menyoroti kinerja SIDO yang mencatatkan pemulihan kuat dalam kinerja semester I-2025, melampaui ekspektasi konsensus.

Menurutnya, penjualan SIDO, khususnya untuk segmen Herbal mencatatkan perbaikan kinerja yang signifikan yang dipengaruhi musim hujan yang berkelanjutan di kuartal II-2025 dan adanya hari libur di bulan Juni-Juli.

Kendati begitu, Jessica mengamati daya beli masyarakat yang belum sepenuhnya pulih menjadi pemberat emiten di sektor konsumer. Dari sisi makroekonomi, khususnya pada periode pasca-Lebaran, pemulihan dari kuartal I-2025 terbilang cukup moderat.

"Konsumen terlihat lebih berhati-hati dalam melakukan pembelian produk makanan dan minuman," kata Jessica kepada Kontan, Rabu (7/8/2025).

•••••••••••••
https://investasi.kontan.co.id/news/adu-kuat-kinerja-emiten-konsumer-pada-semester-i-2025-simak-rekomendasi-sahamnya

undefined likes ∙ undefined comments

4 hari yang lalu

Didalam negeri, hari ini Bank Indonesia akan merilis cadangan devisa RI pada bulan Juli'25. Per akhir Juni'25, tercatat US$152,6 miliar, sedikit naik dari US$152,5 miliar dibulan Mei'25. Level ini setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor atau 6,2 bulan impor + utang pemerintah luar negeri.

  • Konsensus pasar memperkirakan cadangan devisa Juli akan tetap pada level US$ 152,6 miliar. Proyeksi jangka panjang (2027) sekitar US$183 miliar jika kondisi eksternal mendukung.
  • Faktor penguat: Penerimaan pajak dan jasa, serta pendapatan ekspor komoditas (terutama migas dan batu bara), penerbitan obligasi global oleh pemerintah, serta strategi BI yg cukup aktif melakukan intervensi utk meredam volatilitas Rupiah.
  • Potensi Resiko: Tekanan dari tarif proteksionis AS yg dapat melemahkan ekspor, outflow asing akibat perubahan yield global/fed rate, serta pelemahan Rupiah.

Staples

  • Penjualan domestik sektor consumer staples stagnan di 2Q25 akibat daya beli yang masih lemah dan efek musiman Lebaran, namun diperkirakan membaik di 3Q25 didorong oleh subsidi gaji dan perluasan program MBG. Laba bersih emiten sebagian besar in-line, dengan KLBF/UNVR/SIDO mencatat beat, ICBP in-line, dan MYOR di bawah ekspektasi. https://r.ipot.id/?g=r/s/3ckg7x

BRMS

  • Menjadi sorotan setelah mencatatkan transaksi crossing senilai Rp468,6 miliar di harga Rp434/saham — hanya dalam 1 kali eksekusi pada perdagangan 06/08. Nilai transaksi besar ini memicu spekulasi soal potensi akumulasi institusi atau pergerakan strategis di balik layar. (Ipot)

BUVA

  • Pada paparan publik virtual tanggal 04/08, manajemen menyampaikan rencana jangka menengah, termasuk proses akuisisi lahan di Bali dari Bukit Permai Properti yang masih dalam tahap valuasi dan negosiasi — BUVA juga menyatakan akan melakukan rights issue (HMETD), dengan prospektus direncanakan diajukan ke OJK dan BEI pada awal September 2025. (Emiten News)

CUAN

  • Prajogo Pangestu melepas 1 miliar saham CUAN senilai Rp 1,45 triliun pada 05/08 bukan untuk realisasi keuntungan (profit-taking), melainkan untuk menambah free float pasar saham dan memperluas basis investor. Meskipun kepemilikan langsungnya sedikit berkurang, ia tetap menguasai lebih dari 84% saham CUAN. (Emiten News)

Dividen Interim

  • SMDR : Rp 2.5/share - Cum Date 7 Agustus 2025
  • MARK : Rp 20/share - Cum Date 8 Agustus 2025
  • TAPG : Rp 39/share - Cum Date 11 Agustus 2025
  • (Kontan)

Agenda Korporasi

  • 07/08 CumDiv SMDR, AMAR. RUPS BMHS
  • 08/08 CumDiv MARK

Agenda Ekonomi

  • CN - Export/Import (JUL)
  • ID - Consumer Confidence (JUL)

Disclaimer On
*IPOT

undefined likes ∙ undefined comments

5 hari yang lalu

(delay 30 menit)
NIC's SCREENER ALERT !!
[06/08/2025 14:30:12]
Set-Up: VOLUME SPIKE
New: #KLBF:1435, /INKP:7625
Disclaimer on t.me/sobattradernic/284139
For REAL TIME ALERT cek https://t.me/sobattradernic/322482

undefined likes ∙ undefined comments

6 hari yang lalu

KLBF Genjot Modal TSJ Rp114 Miliar Lewat Konversi Utang, Perkuat Aset Anak Usaha

PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) melalui anak usahanya, PT Enseval Putera Megatrading Tbk (EPMT), resmi meningkatkan kepemilikan di PT Tri Sapta Jaya (TSJ) lewat transaksi afiliasi berupa penambahan modal disetor senilai Rp114 miliar. Transaksi ini dilakukan pada 1 Agustus 2025 sebagai bagian dari strategi penguatan struktur permodalan TSJ, salah satu entitas penting dalam distribusi produk farmasi grup Kalbe.

Berdasarkan keterbukaan informasi yang dirilis Senin (4/8), EPMT dan PT Bifarma Adiluhung sepakat menaikkan modal dasar TSJ dari Rp177 miliar menjadi Rp291 miliar, sekaligus menyuntikkan modal disetor baru senilai Rp114 miliar. Dana tersebut dikonversi dari sebagian utang TSJ kepada EPMT, dalam bentuk penerbitan 1.140.000 lembar saham baru bernilai Rp100.000 per saham.

BIFARMA, sebagai pemegang saham minoritas TSJ, tidak ikut serta dalam aksi korporasi ini. Dengan demikian, seluruh saham baru langsung diserap oleh EPMT. Pasca transaksi, komposisi kepemilikan EPMT di TSJ naik signifikan menjadi 2.909.999 lembar saham, sementara BIFARMA tetap memegang 1 lembar saham.

Sebagai catatan, KLBF menguasai 92,18% saham EPMT dan 99,99% saham BIFARMA. Di sisi lain, EPMT mengendalikan 99,99% saham TSJ, dan BIFARMA memegang sisa 0,001% — menjadikan aksi ini sebagai transaksi afiliasi sesuai POJK 42/2020.

Pihak Kalbe menegaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari pengembangan usaha jangka panjang, tanpa dampak material terhadap kinerja keuangan atau operasional KLBF saat ini. Namun demikian, investor mencermati langkah ini sebagai upaya konsolidasi kekuatan distribusi Kalbe di tengah tantangan industri kesehatan.

undefined likes ∙ undefined comments

6 hari yang lalu

Selamat Pagi,
Berikut daftar top akumulasi bandar dan akumulasi asing pada perdagangan 4 Agustus 2025 by Saham Sukses Berkah

🟢 Top Akumulasi

  1. UNTR - 15.56%
  2. UNVR - 15.43%
  3. TLKM - 15.23%
  4. PGAS - 11.50%
  5. KLBF - 11.32%
  6. DKFT - 10.10%
  7. ASII - 9.90%

🔵 Top Akumulasi Asing

  1. CMRY - 61.53%
  2. INCO - 40.52%
  3. MSTI - 34.19%
  4. AKRA - 31.68%
  5. UNTR - 29.75%
  6. TLKM - 26.80%
  7. UNVR - 22.41%

*Persentase Akumulasi dengan Total Volume Harian
Disclaimer On!

Semoga Bermanfaat 👍
sahamsuksesberkah.com

Belajar Jadi Trader Mandiri di SSBPertamax. Chat @CS_SSB untuk Join SSBPertamax sekarang.

undefined likes ∙ undefined comments

7 hari yang lalu

(delay 30 menit)
Di tengah sentimen yang mixed, IHSG diperkirakan fluktuatif di 7400-7680 pekan ini

Indeks di bursa Wall Street ditutup melemah pada pekan lalu.

Faktor negatif berasal dari data nonfarm payrolls yang lebih rendah dari estimasi serta penetapan tarif baru oleh Presiden Trump.

Data tenaga kerja AS yang melemah meningkatkan potensi penurunan suku bunga The Fed pada September 2025.

Tarif baru yang ditetapkan oleh Presiden Trump akan berlaku mulai 7 Agustus.

U.S. 10-year Bond Yield turun 13 bps di level 4.236%, akibat data tenaga kerja yang di bawah estimasi (1/8).

Harga emas menguat pada level tertinggi selama sepekan terakhir didorong oleh kenaikan safe haven akibat kekhawatiran akan tarif impor, perlambatan ekonomi dan potensi penurunan suku bunga The Fed pada September (1/8).

Dari domestik akan dirilis data GDP 2Q25 (5/8) yang diperkirakan mencapai 4.8% YoY dari 4.87% YoY di 1Q25.

Diperkirakan IHSG fluktuatif di kisaran 7400-7680 seiring pasar yang lebih reaktif pekan ini.

Top picks pekan ini: JPFA, HRUM, ISAT, TOBA dan KLBF.

By PHINTRACO SEKURITAS | Research

  • Disclaimer On -

Contact Us:
WA: 08119560188
IG: phintracosekuritasofficial
TELE: phintasprofits
YT: Phintraco Sekuritas Official
www.phintracosekuritas.com
www.profits.co.id
For REAL TIME ALERT cek https://t.me/sobattradernic/322482

undefined likes ∙ undefined comments

10 hari yang lalu

LOTS Trading Club | lotussekuritas.com
Follow ig @lotus_sekuritas
Profit & -Loss Summary 6M25 vs 6M24

BANK & FINANCE

  • BBCA Rp29.0t vs Rp26.9t
  • BBRI Rp26.3t vs Rp29.7t
  • BBNI Rp10.1t vs Rp10.7t
  • BNGA Rp3.45t vs Rp3.41t
  • NISP Rp2.57t vs Rp2.39t
  • BNLI Rp1.64t vs Rp1.53t
  • BDMN Rp1.63t vs Rp1.45t
  • PNBN Rp1.38t vs Rp1.28t
  • BTPN Rp1.00t vs Rp1.24t
  • BFIN Rp762m vs Rp686m
  • BJTM Rp708m vs Rp621m
  • BTPS Rp644m vs Rp552m
  • BNII Rp576m vs Rp128m
  • BJBR Rp493m vs Rp726m
  • BBKP Rp389m vs -Rp3.13t
  • BBYB Rp276m vs -Rp6.15m
  • ARTO Rp127m vs Rp49.9m
  • BANK Rp83.1m vs -Rp57.6m
  • CFIN Rp80.5m vs Rp128m
  • PNBS Rp26.1m vs Rp83.9m

TELCO, TECH & MEDIA

  • TLKM Rp10.9t vs Rp11.8t
  • EMTK Rp4.22t vs Rp150m
  • ISAT Rp2.33t vs Rp2.73t
  • TOWR Rp1.65t vs Rp1.61t
  • MTEL Rp1.09t vs Rp1.06t
  • TBIG Rp823m vs Rp731m
  • MNCN Rp635m vs Rp808m
  • DCII Rp617m vs Rp299m
  • BUKA Rp464m vs -Rp752m
  • BMTR Rp329m vs Rp420m
  • SCMA Rp321m vs Rp328m
  • MSIN Rp317m vs Rp304m
  • MTDL Rp294m vs Rp276m
  • WIFI Rp228m vs Rp89.9m
  • ASGR Rp106m vs Rp82.1m
  • EDGE Rp54.5m vs Rp137m
  • WIRG Rp49.8m vs Rp44.9m
  • DMMX Rp18.2m vs -Rp60.4m
  • INET Rp7.78m vs Rp1.01m
  • DOOH Rp6.29m vs Rp5.46m
  • FILM -Rp41.4m vs Rp77.2m
  • MSKY -Rp145m vs -Rp133m
  • BELI -Rp1.25t vs -Rp1.19t

CONSUMER & PHARMACY

  • INDF Rp5.84t vs Rp3.85t
  • ICBP Rp5.54t vs Rp3.54t
  • UNVR Rp2.15t vs Rp2.47t
  • HMSP Rp2.13t vs Rp3.32t
  • KLBF Rp1.97t vs Rp1.80t
  • CMRY Rp994m vs Rp802m
  • TSPC Rp702m vs Rp821m
  • ULTJ Rp604m vs Rp755m
  • SIDO Rp600m vs Rp608m
  • ADES Rp316m vs Rp234m
  • GOOD Rp257m vs Rp258m
  • CLEO Rp207m vs Rp230m
  • WIIM Rp148m vs Rp147m
  • DMND Rp135m vs Rp126m
  • DVLA Rp121m vs Rp119m
  • GGRM Rp117m vs Rp925m
  • KEJU Rp91.5m vs Rp66.5m
  • VICI Rp80.7m vs Rp97.9m
  • BEEF Rp73.8m vs Rp40.6m
  • ROTI Rp71.8m vs Rp145m
  • TCID Rp48.4m vs -Rp41.7m
  • AISA Rp43.3m vs Rp28.8m
  • CAMP Rp13.4m vs Rp39.7m
  • ITIC Rp7.75m vs Rp8.41m
  • HOKI -Rp10.2m vs Rp16.7m
  • INAF -Rp43.5m vs -Rp102m
  • PYFA -Rp213m vs -Rp91.6m

RETAIL

  • AMRT Rp1.88t vs Rp1.79t
  • MAPI Rp961m vs Rp899m
  • MAPA Rp662m vs Rp587m
  • LPPF Rp604m vs Rp626m
  • ERAA Rp568m vs Rp523m
  • DNET Rp541m vs Rp445m
  • MDIY Rp507m vs Rp534m
  • ACES Rp293m vs Rp366m
  • RALS Rp230m vs Rp248m
  • ERAL Rp80.2m vs Rp90.1m
  • HERO Rp75.2m vs Rp162m
  • FORE Rp42.0m vs Rp32.5m
  • DEPO Rp38.5m vs Rp40.0m
  • PZZA Rp15.6m vs -Rp75.1m
  • RANC -Rp36.2m vs Rp59.6m
  • MPPA -Rp58.8m vs -Rp57.3m
  • MAPB -Rp80.2m vs -Rp50.1m

PROPERTY & RELATED

  • BSDE Rp1.29t vs Rp2.33t
  • PWON Rp1.14t vs Rp846m
  • DMAS Rp433m vs Rp803m
  • PPRO Rp47.2m vs -Rp459m
  • ASRI Rp41.6m vs Rp18.6m
  • BKSL Rp14.6m vs Rp73.3m
  • DILD Rp12.6m vs Rp367m
  • BEST -Rp58.5m vs Rp10.9m
  • APLN -Rp109m vs -Rp27.8m
  • LPKR  limited review
  • PANI  audit
  • CBDK  audit
  • SMRA  audit

CONSTRUCTION

  • TOTL Rp174M vs 113m
  • DGIK Rp22.6m vs Rp10.6m
  • ADHI Rp7.54m vs Rp13.8m
  • WTON Rp4.35m vs Rp17.9m
  • PPRE Rp4.63m vs Rp1.07m
  • WEGE Rp415jt vs Rp18.6m
  • ACST -Rp31.8m vs -Rp136m
  • WIKA -Rp1.66t vs Rp402m
  • WSKT -Rp2.14t vs -Rp2.16t

INFRASTRUCTURE RELATED

  • JSMR Rp1.87t vs Rp2.35t
  • AKRA Rp1.18t vs Rp1.00t
  • CMNP Rp528m vs Rp576m
  • INTP Rp495m vs Rp435m
  • IPCC Rp114m vs Rp80.7m
  • SMCB  audit

AUTO & HEAVY EQUIPMENT

  • ASII Rp15.5t vs Rp15.8t
  • UNTR Rp8.13t vs Rp9.53t
  • AUTO Rp939m vs Rp1.01t
  • SMSM Rp531m vs Rp448m
  • GJTL Rp450m vs Rp577m
  • DRMA Rp240m vs Rp237m
  • ASSA Rp205m vs Rp128m
  • CARS Rp72.7m vs Rp77.4m
  • IMAS Rp43.1m vs Rp39.5m

MANUFACTURING

  • TPIA $1.27m vs -$47.5jt
  • BRPT $540jt vs $34.5jt
  • INKP $164jt vs $279jt
  • TKIM $98.4jt vs $215jt
  • ESSA $14.8jt vs $20.6jt
  • ISSP Rp213m vs Rp209m
  • PBID Rp193m vs Rp252m
  • MICE Rp25.5m vs Rp22.4m
  • BUDI Rp17.1m vs Rp31.6m
  • KRAS -$107jt vs -$64.1jt

TRADE & SERVICES

  • MIKA Rp640m vs Rp600m
  • SMDR $29.3jt vs $22.5jt
  • HRTA Rp348m vs Rp206m
  • BIRD Rp335m vs Rp263m
  • TMAS Rp286m vs Rp280m
  • HEAL Rp225m vs Rp343m
  • SOCI $6.99jt vs $9.36jt
  • SAME Rp14.3m vs -Rp5.02m
  • MERI Rp4.36m vs Rp4.01m
  • CMPP -Rp788m vs -Rp1.29t
  • OASA -Rp8.08m vs Rp1.31m

undefined likes ∙ undefined comments

11 hari yang lalu

Kalbe Farma (KLBF) Catat Laba Rp1,97 Triliun per Juni 2025, Didukung Kenaikan Penjualan dan Margin Bruto

PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) berhasil mencatatkan kinerja solid sepanjang paruh pertama 2025 dengan laba bersih tembus Rp1,97 triliun, naik dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,80 triliun. Kinerja positif ini ditopang pertumbuhan penjualan neto yang mencapai Rp17,07 triliun, meningkat dari Rp16,32 triliun secara tahunan (YoY).

Dalam laporan keuangan yang dirilis Kamis (29/7), laba kotor KLBF turut naik menjadi Rp7,02 triliun, dibandingkan Rp6,46 triliun pada semester I 2024. Meskipun beban pokok penjualan juga mengalami kenaikan menjadi Rp10,05 triliun dari Rp9,86 triliun, manajemen berhasil menjaga efisiensi sehingga margin tetap sehat.

Kinerja operasional juga terpantau membaik, dengan laba sebelum pajak naik ke Rp2,61 triliun, lebih tinggi dibanding tahun lalu Rp2,36 triliun. Dari sisi neraca, total aset KLBF tercatat stabil di kisaran Rp29,50 triliun, dengan liabilitas yang sedikit meningkat menjadi Rp5,31 triliun dari Rp4,83 triliun di akhir 2024.

Secara keseluruhan, laporan ini menunjukkan bahwa Kalbe Farma tetap konsisten menjaga pertumbuhan profitabilitas di tengah dinamika pasar farmasi, menjadikannya salah satu emiten sektor kesehatan yang paling resilient dan relevan bagi investor jangka panjang.

undefined likes ∙ undefined comments