Download CuanzDigunakan 200rb+ investor
4.5

OKAS

  • Tentang
  • Berita
  • Post

Tentang

PT Ancora Indonesia Resources Tbk (the Company) was establised on September 15, 2003. Based to the Extraordinary General Meeting of Shareholders,all shareholders approved the change of the Company's name from PT TD Resources Tbk to PT Ancora Indonesia Resources Tbk. This change of the Company's name was effective on December 3, 2008.

Data Finansial

Post

7 jam yang lalu

Menu Hari ini By Pegawai Negeri Saham (16 Mei 2025) :

  • $BKSL
  • $OKAS

Informasi Tradeplan? (hub @pnspremium)

Semoga berkah cuan yah šŸ™šŸ˜‡

undefined likes āˆ™ undefined comments

8 jam yang lalu

• BBCA PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menghentikan program pembelian kembali saham (buyback) lebih awal dari jadwal karena kondisi pasar modal yang dinilai sudah stabil meskipun sebelumnya disiapkan dana hingga Rp1 triliun untuk buyback tanpa RUPS.

• BUMI PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mencatat laba kuartal I-2025 di bawah ekspektasi dengan pendapatan $349 juta, turun 19,4% qoq namun naik 12,1% yoy, didukung lonjakan pendapatan segmen emas sebesar $62 juta (+203% yoy) yang mengimbangi penurunan pendapatan batu bara.

• BRMS PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) mencatat lonjakan kinerja pada kuartal I-2025 dengan laba bersih sebesar $14,5 juta, naik 303,9% dibanding periode yang sama tahun lalu, seiring peningkatan pendapatan sebesar 211,5% menjadi $63,3 juta dan pertumbuhan produksi emas sebesar 128% menjadi 682 kg.

• GEMS PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) menetapkan dividen final sebesar $110 juta atau Rp1,8 triliun (Rp309,15 per saham), melengkapi total distribusi dividen tahun buku 2024 menjadi $500 juta atau Rp8,2 triliun setara 23,2% dari laba bersih sebesar $473 juta yang berasal dari laba tahun berjalan dan saldo laba yang dicadangkan.

• TPIA Perusahaan patungan PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) dan Glencore, Aster Chemicals and Energy, menandatangani kontrak senilai lebih dari $650 juta dengan Sembcorp Industries untuk pasokan gas, listrik, dan utilitas di kompleks penyulingan dan kimia di Pulau Bukom dan Jurong, serta meneken MoU enam bulan untuk menjajaki kerja sama strategis di Asia Tenggara, termasuk proyek co-generation, investasi infrastruktur, dan pengembangan kawasan industri di Indonesia.

• SGRO PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp600 miliar atau Rp330 per saham kepada pemegang saham pada 5 Juni 2025, dengan dividend payout ratio sekitar 80% dari laba per saham 2024, selain itu, Rp15 miliar dialokasikan untuk donasi pendidikan melalui Yayasan Putera Sampoerna, dan sekitar Rp133 miliar dicatat sebagai laba ditahan.

• HELI PT Jaya Trishindo Tbk (HELI), melalui anak usahanya PT Komala Indonesia, menambah satu unit helikopter Airbus AS365 N3 senilai sekitar Rp10 miliar pada kuartal I-2025 untuk mendukung pendapatan perseroan, dengan rencana penempatan di Sumatera atau Kalimantan guna patroli dan penanggulangan kebakaran hutan.

• HAIS PT Hasnur Internasional Shipping Tbk (HAIS) menargetkan pengangkutan batu bara hingga 12,5 juta metrik ton pada 2025 dengan menambah armada baru, termasuk dua tugboat dan satu barge di awal tahun, sebagai bagian dari strategi meningkatkan kapasitas operasional di sektor logistik dan komoditas.

• ASII PT Astra International Tbk (ASII) mencatat penjualan mobil sebanyak 137.788 unit dengan pangsa pasar 54% sepanjang Januari–April 2025, turun sekitar 6% dibanding periode yang sama tahun lalu. Penjualan pada April 2025 tercatat paling rendah dalam empat bulan pertama, yakni 26.976 unit.

=============
Sumber: Bloomberg, Bloomberg Technoz, Investing.com, Ipot News, Kompas, CNBC Indonesia, InvestorID, Investor Trust, Kontan, Bisnis Indonesia, EmitenNews, Tradingview

#D'ORIGIN
Disclaimer ON

undefined likes āˆ™ undefined comments

sehari yang lalu

SIDO

"Mereka yang Mengunci Cuan dari Dividen Sido Muncul (SIDO)"

Kamis, 15 Mei 2025 | 09.30 WIB
Reporter: Jaffry Prabu Prakoso & Erta Darwati| Editor: Jaffry Prabu Prakoso

Bisnis.com, JAKARTA – Para investor kakap mengunci cuan dari dividen yang akan dibagikan oleh PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO). Mereka dipastikan mengantongi miliaran rupiah.

Melalui rapat umum pemegang saham tahunan yang digelar awal bulan ini di Semarang, Jawa Tengah, SIDO menetapkan seluruh laba bersih tahun buku 2024 yang mencapai Rp1,17 triliun sebagai dividen tunai kepada pemegang saham.

SIDO mengalokasikan dividen final sebesar Rp630 miliar atau setara dengan Rp21 per saham. Setoran ini melengkapi dividen interim sebelumnya yang mencapai Rp540 miliar atau Rp18 per saham.

Cum dividen di pasar reguler dan negosiasi untuk SIDO sudah selesai kemarin, Rabu (14/5/2025). Sementara besok adalah cum dividen di pasar tunai. Imbal hasil keuntungan akan dibagi pada 26 Mei.

Mengutip Bloomberg, investor kakap atau institusional berpotensi mendapat miliaran rupiah dari dividen SIDO. PT Hotel Candi Baru adalah pemegang saham terbesar Sido Muncul dengan kepemilikan 23,78 miliar.

Perusahaan yang dimiliki keluarga Hidayat sekaligus pemilik Sido Muncul itu akan menerima Rp488,84 miliar dari dividen SIDO.

Vanguard Group Inc merupakan pemegang saham terbesar kedua sebagai investor institusional. Pengelola reksa dana terbesar di dunia itu memiliki 227,38 juta juta SIDO sehingga berpotensi mendapatkan dividen sebanyak Rp4,77 miliar.

Sementara Blackrock Inc ada di posisi 5 atau memiliki 117,92 juta saham SIDO. Manajemen investasi terbesar di dunia itu akan mendapatkan Rp2,48 miliar dari dividen Sido Muncul.

Dilihat dari pergerakan sahamnya, SIDO ditutup naik ke Rp540 per lembar kemarin. Sementara hari ini dibuka turun ke Rp520 per helai. Sepanjang tahun berjalan, Sido Muncul masih minus 7,69%.

Meski begitu, mayoritas analis masih menyarankan untuk koleksi SIDO, masih mengutip Bloomberg. Ada 18 yang merekomendasi beli, 7 tahan, dan 1 jual. Target dalam 12 bulan ke depan adalah Rp637,63 per saham.

Sebelumnya, SIDO menyampaikan bahwa Perseroan berencana untuk membeli kembali saham atau buyback sebanyak 450 juta saham.

Corporate Secretary Sido Muncul Tiur Simamora mengatakan bahwa perkiraan dana untuk buyback saham sebanyak-banyaknya Rp300 miliar, tidak termasuk biaya perantara pedagang efek dan biaya lainnya yang terkait dengan pembelian kembali saham.

"Perkiraan jumlah lembar saham yang akan dibeli kembali kurang lebih sebesar 1,5% atau kurang lebih sebanyak 450.000.000 saham dari total lembar saham yang telah dikeluarkan oleh perseroan," katanya dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (17/3/2025).

•••••••••••••
https://premium.bisnis.com/read/20250515/657/1877032/mereka-yang-mengunci-cuan-dari-dividen-sido-muncul-sido

undefined likes āˆ™ undefined comments

sehari yang lalu

BUYBACK : GOTO

"Gojek Tokopedia (GOTO) Siapkan Rp 3,3 Triliun Buyback Saham, Cek Rekomendasi Analis"

Rabu, 14 Mei 2025 | 17.50 WIB
Reporter: Yuliana Hema | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana pembelian kembali alias buyback saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dinilai menjadi angin segar bagi segar bagi prospek sahamnya.

Berdasarkan keterbukaan informasi yang dirilis pada 9 Mei 2025, GOTO berencana untuk melakukan buyback saham dengan anggaran US$ 200 juta atau setara dengan Rp 3,3 triliun.

Buyback saham dengan dana Rp 3,3 triliun ini akan diusulkan kepada pemegang saham dalam RUPS Luar Biasa pada 18 Juni 2025. Dana buyback akan berasal dari kas internal GOTO.

Equity Research Associate BRI Danareksa Sekuritas Kafi Anantara menyampaikan pihaknya memberikan rekomendasi beli GOTO dengan target harga di Rp 110 per saham.

Kafi menjelaskan saat ini GOTO masih dalam periode buyback saham 2024. Hingga 9 Mei 2025, GOTO telah mengeksekusi Rp 1,8 triliun untuk membeli kembali saham.

"Artinya sisa alokasi dana GOTO yang masih tersedia untuk buyback sebesar Rp 1,4 triliun. Saham treasuri dari buyback ini akan dialihkan untuk MESOP," tulisnya dalam riset, Rabu (14/5).

Equity Research Analyst MNC Sekuritas Christian Sitorus menilai berlanjutnya program buyback ini merupakan sinyal positif dari manajemen GOTO.

Seperti diketahui, GOTO sudah konsisten mempertahankan Adjusted EBITDA positif. Di kuartal I-2025, Adjusted EBITDA Grup GOTO sebesar Rp 393 miliar.

Menurutnya, perusahaan teknologi memiliki karakteristik light assets dan light capital expenditure (capex). GOTO juga memiliki neraca keuangan yang solid.

"Jadi sangat wajar dan memungkinkan bagi GOTO lakukan buyback dan jika dilakukan juga jadi bentuk komitmen GOTO untuk meningkatkan nilai pemegang saham," jelas Christian, Rabu (14/5).

Christian bilang jika program buyback menunjukkan strategi alokasi modal yang baik. Dengan likuiditas setara Rp 21 triliun, GOTO memiliki kapabilitas untuk reinvestasi.

"GOTO dapat reinvestasi ke pertumbuhan dan profitabilitas yang baik maka rencana untuk buyback saham lagi adalah hal yang tepat," jelasnya.

•••••••••••••
https://investasi.kontan.co.id/news/gojek-tokopedia-goto-siapkan-rp-33-triliun-buyback-saham-cek-rekomendasi-analis

undefined likes āˆ™ undefined comments

sehari yang lalu

ADMR

"Smelter Aluminium Angkat Prospek Adaro Minerals (ADMR), Cek Rekomendasi Sahamnya"

Rabu, 14 Mei 2025 | 16.07 WIB
Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) bakal mendapat sumber pendapatan tambahan, yakni smelter aluminium baru di Kalimantan Utara yang digarap anak usahanya, PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI).

Targetnya, produksi yang dilakukan di smelter baru ini akan dilakukan secara bertahap. Kendati begitu, Investment Analyst Edvisor Profina Iqbal Suyudi memperkirakan, smelter itu akan tetap berpengaruh ke kinerja keuangan ADMR di akhir tahun nanti.

ā€œJika prosesnya on track, maka di kuartal IV 2025 akan ada penambahan sumber pendapatan baru bagi ADMR walaupun bobotnya masih kecil,ā€ ungkap Iqbal kepada Kontan, Rabu (14/5).

Kata Iqbal, pertumbuhan pendapatan dari proyek ini baru akan lebih terasa pada 2026, ketika pembangunan smelter rampung dan produksi berjalan optimal. Memang, smelter ini diperkirakan baru akan menjalankan operasi komersial di ujung tahun nanti.

Iqbal optimistis proyek ini akan membawa dampak positif bagi kinerja keuangan ADMR untuk jangka panjang.

Analis Panin Sekuritas Andhika Audrey juga menganggap produksi dari smelter baru ini bakal menjadi salah satu sentimen positif bagi kinerja ADMR pada tahun 2025. Meskipun, capex yang digelontorkan tetap perlu diperhatikan agar tak mengganggu keuangan perseroan secara keseluruhan.

Untuk diketahui, alokasi belanja modal alias capex ADMR tahun ini menurun secara tahunan (yoy) sebesar 20% – 26% menjadi US$ 300 juta – US$ 325 juta untuk investasi smelter ini.

Andhika juga menyoroti penjualan ADMR pada kuartal I 2025 yang mencapai sekitar 20% dari target penjualan 5,8 juta ton – 6,1 juta ton di ujung tahun nanti. Dorongan produksi dari smelter baru nantinya bakal ikut menyumbang pendapatan perseroan.

Dus, Andhika merekomendasikan buy untuk saham ADMR, dengan target harga di akhir tahun Rp 1.050 per saham. Sama, Iqbal juga merekomendasikan buy saham ADMR dengan target harga akhir tahun Rp 1.050 per saham.

•••••••••••••
https://investasi.kontan.co.id/news/smelter-aluminium-angkat-prospek-adaro-minerals-admr-cek-rekomendasi-sahamnya

undefined likes āˆ™ undefined comments

sehari yang lalu

TINS

"PT Timah (TINS) Kejar Dua Target Besar"

Rabu, 14 Mei 2025 | 22.03 WIB
Reporter: Muawwan Daelami | Editor: Muawwan Daelami

JAKARTA, investor.id – PT Timah Tbk (TINS) telah memperoleh arahan dari Holding BUMN Industri Pertambangan alias MIND ID selaku pemegang saham mayoritas untuk fokus mengejar dua target besar.

Direktur Utama PT Timah Tbk Restu Widiyantoro menyampaikan, pemegang saham telah memberikan target kepada perseroan agar saat ini memfokuskan kegiatannya pada dua hal utama.

ā€œTarget pemegang saham yaitu mempercepat pengembangan elemen tanah jarang (rare earth element/RRE) dan proses hilirisasi,ā€ ungkap Restu dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI, Rabu (14/5/2025).

Direktur Operasi dan Produksi PT Timah Tbk Nur Adi Kuncoro menjabarkan, terkait program pengembangan RRE, perseroan akan meningkatkan nilai tambah dari monasit—sebagai turunan dari logam tanah jarang—yang sampai saat ini kandungannya masih di bawah 1% dari total total material.

ā€œSetelah kami kaji di seluruh Bangka Belitung, potensi monasit itu kurang lebih 25.700 ton. Potensi tersebut akan kami detailkan lagi sejauh mana yang bisa kami tingkatkan menjadi cadangan,ā€ tutur Adi.

Dirinya memperkirakan, cerium, lanthanum, neodymium, yttrium, dan praseodymium merupakan lima logam tanah jarang yang bakal menjadi unggulan. Sebab kelimanya mempunyai nilai kandungan mineral monasit dengan persentase yang cukup signifikan sekitar 3-3,5%.

PT Timah, demikian disampaikan Adi, juga akan merevitalisasi Tanjung Ular, di Kabupaten Bangka Barat, sebagai lokasi yang menjadi pilot project dari pengembangan RRE dan akan mengembangkan riset termasuk pemanfaatan teknologi untuk menghasilkan logam tanah jarang.

Sementara menyangkut hilirisasi, TINS melalui anak usahanya, PT Timah Industri, yang berlokasi di Cilegon akan fokus mengembangkan produk hilirisasi tin chemical seperti tin chloride, tin intermediate, dan tin stabilizer di luar produk-produk eksisting seperti tin soldier yang meliputi tin bar, tin powder, dan tin wire.

ā€œIni yang terus kami tingkatkan. Beberapa industri yang menggunakan hilirisasi tin chemical adalah industri kaca, industri coating, dan industri di organotin. Sedangkan di sisi tin stabilizer berguna untuk PVC yang biasa digunakan untuk pipa ataupun bahan-bahan yang dimanfaatkan sebagai kemasan minuman, kaleng, dan lain sebagainya,ā€ tutup Adi.

•••••••••••••
https://investor.id/market/397502/pt-timah-tins-kejar-dua-target-besar

undefined likes āˆ™ undefined comments

sehari yang lalu

• BFIN BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) akan membagikan dividen tunai tahun buku 2024 sebesar Rp481,26 miliar atau Rp32 per saham, sesuai hasil RUPS Tahunan pada 8 Mei 2025, dengan jadwal cum dividen di pasar reguler dan negosiasi pada 20 Mei, serta di pasar tunai pada 22 Mei 2025.

• ENRG PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), melalui anak usahanya EMP Bentu Ltd, menemukan potensi minyak sebesar 20 juta barel di lapangan Central East Napuh (CEN) Deep South, Riau, dari sumur eksplorasi CEN-02 yang selesai dibor pada April 2025, dan temuan ini diproyeksikan menambah produksi 1.500–2.500 barel per hari lewat pengembangan 11 sumur yang direncanakan.

• TINS PT Timah Tbk (TINS) diarahkan oleh MIND ID untuk fokus pada dua target utama, yaitu percepatan pengembangan elemen tanah jarang (RRE) dengan potensi monasit sekitar 25.700 ton di Bangka Belitung serta revitalisasi Tanjung Ular sebagai pilot project, dan penguatan hilirisasi melalui anak usaha PT Timah Industri di Cilegon dengan pengembangan produk tin chemical dan tin stabilizer untuk mendukung berbagai industri seperti kaca, PVC, dan kemasan.

• KKGI PT Resource Alam Indonesia Tbk (KKGI) mengakuisisi 75% saham PT Makmur Bumi Paloh senilai Rp800 juta untuk mempercepat ekspansi ke sektor mineral logam, khususnya pasir silika, serta mendirikan belasan anak usaha baru sebagai bagian dari strategi integrasi vertikal dan diversifikasi bisnis guna memperluas aktivitas perdagangan mineral dan membangun sinergi usaha dari hulu ke hilir.

• SSMS PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) mengalokasikan belanja modal sebesar Rp510 miliar pada 2025 untuk mendukung operasional dan infrastruktur perkebunan, termasuk perbaikan perumahan karyawan dan pemanen, serta pembelian dan pembaruan mesin guna menunjang kegiatan kebun.

• MBSS Sepanjang kuartal I 2025, Mitrabahtera (MBSS) mencatat penurunan laba bersih sebesar 21% menjadi Rp295,42 miliar dari Rp375,49 miliar tahun lalu, seiring dengan turunnya pendapatan 13,84% menjadi Rp830,54 miliar, meskipun beban langsung juga menyusut, sehingga laba per saham dasar ikut turun dari Rp214,56 menjadi Rp168,81.

• FAST PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), pengelola KFC Indonesia, akan melakukan private placement dengan menerbitkan 533,33 juta saham baru seharga Rp150 per saham senilai total Rp80 miliar untuk membayar utang dan menambah modal kerja, dengan harga pelaksanaan yang lebih rendah dari harga pasar karena tren penurunan saham sejak awal 2025 serta mempertimbangkan harga rata-rata 25 hari terakhir.

• HERO PT DFI Retail Nusantara Tbk (HERO) melanjutkan penjualan aset menganggur seperti tanah, gedung, dan bekas gerai Giant untuk memperbaiki kondisi keuangan dan menekan liabilitas, karena jika dibiarkan, aset-aset tersebut justru menambah beban biaya pemeliharaan.

• MIDI PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) menjual 70% sahamnya di PT Lancar Wiguna Sejahtera (LWS) kepada PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (SAT) senilai Rp200,46 miliar sebagai langkah strategis untuk fokus pada bisnis ritel, mendukung pendanaan operasional dan belanja modal, serta memperbaiki kinerja keuangan dan memberikan nilai tambah bagi pemegang saham di masa depan.

=============
Sumber: Bloomberg, Bloomberg Technoz, Investing.com, Ipot News, Kompas, CNBC Indonesia, InvestorID, Investor Trust, Kontan, Bisnis Indonesia, EmitenNews, Tradingview

#D'ORIGIN
Disclaimer ON

undefined likes āˆ™ undefined comments

2 hari yang lalu

• CTBN PT Citra Tubindo Tbk (CTBN) mencatat lonjakan laba bersih sebesar 442,5% menjadi $15,61 juta pada kuartal I-2025, dibandingkan $2,87 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya. Laba per saham turut meningkat menjadi $0,020 dari $0,004, didorong oleh pertumbuhan pendapatan sebesar 108% menjadi $96,76 juta dari $46,47 juta pada kuartal I-2024.

• INCI PT Intanwijaya Internasional Tbk (INCI) berencana membagikan dividen tunai sebesar Rp7,3 miliar atau Rp35 per saham dari laba tahun buku 2024, jumlah yang sama seperti tahun sebelumnya. Rencana ini merupakan usulan Direksi yang telah disetujui Komisaris dan akan dibahas dalam RUPS pada 19 Juni 2025. Menurut Direktur INCI, Sondy Ardy, pembagian dividen ini bertujuan mendorong kinerja saham di Bursa Efek serta memberikan keuntungan bagi para pemegang saham.

• BUAH PT Segar Kumala Indonesia Tbk (BUAH) menganggarkan belanja modal (capex) sebesar Rp12 miliar untuk 2025, yang akan digunakan terutama untuk pembangunan gudang (70%), pembelian kendaraan berpendingin (25%), dan inventaris kantor (5%). Anggaran ini lebih kecil dibandingkan capex 2024 yang sebesar Rp16 miliar, dengan alokasi saat itu masing-masing 17% untuk gudang, 80% untuk kendaraan berpendingin, dan 3% untuk inventaris kantor.

• MSJA PT Multi Spunindo Jaya Tbk (MSJA) mengumumkan rencana buyback saham tanpa persetujuan RUPS sebagai respons terhadap fluktuasi pasar yang tinggi, dengan alokasi dana sebesar $3,26 juta atau sekitar Rp53,9 miliar untuk membeli maksimum 7% dari modal disetor. Langkah ini bertujuan menjaga stabilitas harga saham agar lebih mencerminkan nilai dan kinerja perseroan.

• ASGR PT Astra Graphia Tbk (ASGR) merencanakan ekspansi pada 2025 dengan fokus memperkuat bisnis inti di bidang solusi dokumen dan teknologi informasi, termasuk pengembangan portofolio dokumen berwarna dan IT Services. Untuk unit usaha solusi dokumen, ASGR juga akan menambah portofolio seperti printing service, office rental, packaging, dan business process outsourcing, yang meski awalnya berprofit rendah, diharapkan dapat menciptakan sinergi dan menghadirkan layanan end-to-end.

• CASS PT Cardig Aero Services Tbk (CASS) mengumumkan pergantian nama perusahaan menjadi PT Cahaya Aero Services Tbk pada 13 Mei 2025. Perusahaan juga telah memindahkan lokasinya dari Menara Cardig di Jalan Raya Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, ke Wisma Soewarna Business Park di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang. Perubahan nama ini disetujui oleh para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada 25 April 2025. Manajemen CASS menegaskan bahwa pergantian nama tersebut tidak memiliki dampak material terhadap operasional, hukum, keuangan, atau kelangsungan usaha perusahaan.

• GOTO PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) akan meminta persetujuan pemegang saham dalam RUPS pada 18 Juni 2025 untuk melaksanakan rencana pembelian kembali (buyback) saham dengan anggaran sebesar $200 juta atau sekitar Rp3,3 triliun, sebagai bagian dari strategi perusahaan menjaga stabilitas saham.

=============
Sumber: Bloomberg, Bloomberg Technoz, Investing.com, Ipot News, Kompas, CNBC Indonesia, InvestorID, Investor Trust, Kontan, Bisnis Indonesia, EmitenNews, Tradingview

#D'ORIGIN
Disclaimer ON

undefined likes āˆ™ undefined comments

3 hari yang lalu

Krisis Ormas: Apakah Prajogo Pangestu Orang Terkaya di Indonesia dan Juga Pemilik $TPIA $BRPT dan $BREN Sekaligus Kawan Presiden Prabowo dan Jokowi Dipalak Ormas? Hanya Sekedar Bertanya šŸ™

https://stockbit.com/post/18502188
Link Youtube https://youtu.be/ik6y_KHQxwQ?si=oQAnUekOR9tdCq3N

Kasus Chandra Asri Alkali di Cilegon adalah gambaran nyata dari bagaimana impian industrialisasi Indonesia yang modern dan berkelas dunia bisa tersandung bukan karena kekurangan teknologi, dana, atau tenaga kerja—melainkan karena tarik-menarik kepentingan lokal yang terasa begitu… klasik. Di atas kertas, proyek ini adalah proyek teladan: nilai investasi mencapai 15 triliun rupiah, masuk daftar Proyek Strategis Nasional, dikerjakan oleh anak usaha dari PT Chandra Asri Pacific Tbk, perusahaan petrokimia terbesar Indonesia, yang dimiliki oleh konglomerat papan atas Prajogo Pangestu. Proyek ini ditargetkan memproduksi 400.000 ton kaustik soda per tahun, bahan vital untuk industri tekstil, kertas, hingga pembuatan sabun. Ditambah janji menyerap 3.250 tenaga kerja selama masa konstruksi dan membawa multiplier effect besar ke kawasan industri Cilegon. https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Secara teknis dan finansial, proyek ini sudah punya semua kuncinya: partner asing dari China melalui Chengda Engineering Co, sokongan dari INA (Indonesia Investment Authority) sebagai pendana strategis, dan dukungan penuh dari pemerintah pusat. Tapi kemudian, cerita ini berbelok drastis. Bukan karena gagal tender, bukan karena mundurnya investor, tapi karena beredarnya video viral yang memperlihatkan pertemuan antara Kadin Cilegon dan sejumlah ormas lokal—HIPPI, HIPMI Baja, GAPENSI, HNSI—dengan pihak Chengda. Dalam video itu, terdengar permintaan agar Rp3 hingga Rp5 triliun proyek diberikan kepada pihak lokal, tanpa melalui proses lelang. Salah satu tokoh Kadin bahkan terdengar menggebrak meja, menegaskan bahwa mereka tak ingin menunggu lagi janji-janji manis yang belum terealisasi.

Tentu, klarifikasi datang cepat. Ketua Kadin menyatakan bahwa pertemuan tersebut semata-mata bertujuan memastikan agar pengusaha lokal bisa terlibat dalam proyek besar ini dan tidak hanya jadi penonton. Mereka mengklaim bahwa ini adalah bentuk pengawalan kepentingan daerah, agar manfaat proyek benar-benar dirasakan masyarakat lokal. Pernyataan yang tampaknya masuk akal secara normatif. Tapi publik sudah terlanjur menyaksikan suasana video yang lebih menyerupai negosiasi tekanan dibandingkan dialog kemitraan. Dalam ruang publik, muncul dugaan bahwa ini bukan sekadar advokasi keterlibatan, melainkan bagian dari pola lama: permintaan jatah proyek secara informal—di mana siapa yang merasa paling ā€œberhak secara sosialā€ berusaha mengambil porsi tanpa mekanisme terbuka.

Yang membuat ironi ini semakin tajam adalah siapa pengendali proyek ini: Prajogo Pangestu, orang terkaya di Indonesia. Ia adalah pemilik dari grup Barito Pacific yang mengendalikan Chandra Asri dan Barito Renewables. Ia dikenal memiliki kedekatan dengan pemerintahan Jokowi dan kini juga terlihat intensif di lingkaran Presiden Prabowo Subianto. Bahkan baru-baru ini, Prajogo duduk satu meja dengan Prabowo dan Bill Gates dalam forum eksklusif di Istana Negara. Ia bukan pengusaha sembarangan, bukan juga pemain baru. Ia adalah representasi kapitalisme terorganisir Indonesia: modal kuat, jaringan politik dalam, dan ekspansi agresif ke sektor strategis.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Namun demikian, kejadian di lapangan membuktikan bahwa bahkan proyek milik orang sekuat Prajogo pun tidak imun terhadap tekanan lokal. Ini memunculkan satu dugaan yang jauh lebih besar: bahwa siapa pun pemiliknya, sebesar apa pun nilainya, dan sekuat apa pun koneksinya, proyek di Indonesia tetap harus melalui ā€œproses sosialā€ informal jika ingin berjalan mulus di level daerah. Bukan hanya izin AMDAL atau sertifikat tanah, tapi juga ā€œizin sosialā€ dari entitas yang mengklaim sebagai representasi daerah—baik dalam bentuk ormas, asosiasi dagang, hingga tokoh informal setempat.

undefined likes āˆ™ undefined comments

4 hari yang lalu

Cadangan Batubara $ADRO Setelah Spin Off $AADI

https://stockbit.com/post/18500956

Pertanyaan beberapa user Stockbit bukan di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

Untuk data cadangan batubara perusahaan batubara lainnya bisa cek di postingan sebelumnya di link ini https://cutt.ly/SrzjsY2n

Beberapa user Stockbit penasaran berapa Cadangan batubara ADRO alias Alamtri setelah lepas AADI. Ini ADRO katanya mau green energy tapi masih keep hold saham coal $ADMR. Mungkin apa yang dilakukan ADRO ini terasa seperti omon - omon aja itu shifting ke green energy. Wong laba terbesar nya ADRO setelah lepas AADI yang katanya kotor, tetap dari coal ADMR. Justifikasinya katanya metcoal ADMR itu beda dengan thermal coal AADI. Metcoal katanya lebih ramah lingkungan ketimbang thermal Coal meski sama-sama keluarga coal. Ibarat kamu punya anak satu hitam jelek, satunya putih bersih. Yang hitam jelek kamu jual buang padahal yang hitam jelek itu lah sumber duit paling banyak. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Kalau kita bedah laporan keuangan dan cadangan batubara Alamtri per akhir kuartal I 2025, ceritanya seperti kisah orang kaya dengan aset segunung tapi aliran duitnya seret dan keputusan keuangannya kadang bikin geleng kepala. Total aset Alamtri mencapai USD 6,43 Miliar, sedikit turun 4% dari akhir 2024. Aset terbesar berasal dari aset tetap (USD 1,69 Miliar), properti pertambangan (USD 545,7 Juta), piutang ke pihak berelasi (USD 856 Juta), serta investasi ke ventura bersama dan properti investasi yang baru muncul tiba-tiba senilai USD 159,5 Juta. Tapi yang bikin aneh adalah dengan aset segede itu, perusahaan cuma mencetak laba bersih USD 87,3 Juta, yang dibagi ke entitas induk sebesar USD 76,7 Juta. ROA tahunan? Sekitar 4,8% — angka yang terlalu rendah untuk sektor pertambangan yang notabene padat modal dan berbasis sumber daya alam.

Di sisi lain, arus kas dari operasi justru turun drastis dari USD 489 Juta ke hanya USD 80,9 Juta (–83%). Pendapatan perusahaan juga turun dari USD 491,3 Juta ke USD 381,6 Juta (–22,3%). Laba usaha turun lebih dari setengah menjadi USD 76,5 Juta, dan margin laba bruto juga turun dari 41,9% ke 28,9%. Ironisnya, di tengah penurunan ini, perusahaan tetap nekat membayar dividen jumbo sebesar USD 200 Juta dan membeli kembali saham senilai USD 48,6 Juta. Sumber dananya? Sebagian besar dari utang bank yang naik signifikan dari USD 432,7 Juta ke USD 498,3 Juta. Gaya ini bikin laporan arus kas pendanaan jadi merah menyala dengan minus USD 191 Juta. Singkatnya, perusahaan ngutang buat bagi-bagi duit, sementara operasional dan profitabilitasnya menurun tajam. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Kalau kita lihat lebih dalam ke struktur usaha, anak usaha utama seperti PT Maruwai Coal (MC) dan PT Lahai Coal (LC) adalah tulang punggung tambang. MC menghasilkan hard coking coal (HCC) berkualitas premium dengan kadar abu rendah (4,4%), sulfur rendah (0,5%), dan karakteristik kokas maksimal (CSN 9 dari 9). Tambang Lampunut ini jadi andalan ekspor untuk industri baja karena kemampuannya menghasilkan kokas yang bersih dan minim emisi. LC sendiri baru kembali berproduksi sejak paruh kedua 2023, dengan produk semi-soft coking coal (SSCC). Produksi total Alamtri tahun 2024 mencapai 6,63 juta ton batubara, naik 30% dari tahun sebelumnya, dan penjualan mencapai 5,62 juta ton. Dengan laju produksi saat ini, umur tambang mereka diperkirakan lebih dari 26 tahun — solid banget secara ketahanan cadangan.

Cadangan batubara metalurgi perusahaan ini mencapai 177,2 juta ton, dengan sumber daya total hampir 983 juta ton. Tapi cuma 18% dari sumber daya itu yang dikonversi jadi cadangan. Artinya, sebagian besar kekayaan alam mereka masih ā€œtidurā€ alias belum masuk tahap keekonomian dan produksi. Tambang-tambang seperti Juloi Coal, Kalteng Coal, dan Sumber Barito Coal belum menghasilkan output apapun meski tetap dikonsolidasikan. Ini menyebabkan banyak aset yang besar nilainya tapi belum memberikan kontribusi ke laba atau arus kas.

undefined likes āˆ™ undefined comments